Total Tayangan Halaman

Minggu, 04 Desember 2011

Penugasan Pertemuan III

Pertemuan III
Tanggal : 23 November 2011
Waktu : 2 jam


1. Jelaskan tentang :
a. Palung laut
b. Lubuk laut
c. Gunung laut
d. Punggung laut!

2. Apa yang dimaksud dengan:
a. Landasan Benua (Continental Shelf)
b. Lereng Benua (Continental Slope)
c. Deep Sea Plain
d. The Deeps

3. Gambarkan relief dasar laut tersebut!!!

Penugasan Pertemuan II

Pertemuan II
Tanggal : 16 November 2011
Waktu : 2 jam

1. Buat makalah beserta Power Point nya tentang proses lipatan dan patahan yang disertai dengan gambar-gambarnya!

Penugasan Pertemuan I

Pertemuan I
Tanggal : 9 November 2011
Waktu : 2 jam

1. Jelaskan dengan singkat tentang proses geomorfik!
2. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe bentang alam beserta gambarnya!

Bentuk Muka Bumi Lautan

Pernahkah Anda menyelam sampai ke dasar laut? Jika pernah, tentunya Anda bisa berceritera bahwa seperti halnya di daratan, bentuk muka bumi di lautan juga tidak rata. Relief dasar laut tidak begitu besar variasinya dibandingkan dengan relief daratan. Hal ini disebabkan karena lemahnya erosi dan sedimentasi. Relief dasar laut terdiri dari bentukan-bentukan berupa:
1.
Palung laut atau trog adalah daerah ingressi di laut yang bentuknya memanjang. Contohnya, Palung Mindanau (10.830 meter), Palung Sunda (7.450 meter), dan sebagainya.
2.
Lubuk laut atau “basin” terjadi akibat tenaga tektonik, merupakan laut ingressi dan bentuknya bulat. Contohnya, Lubuk Sulu, Lubuk Sulawesi, Lubuk Banda, dan sebagainya.
3.
Gunung laut adalah gunung yang kakinya ada di dasar laut. Kadang-kadang puncak gunung laut muncul tinggi di atas laut. Contohnya, Gunung Krakatau, Maona Loa di Hawaii.
4.
Punggung laut merupakan satuan atau deretan bukit di dalam laut. Contohnya, punggung laut Sibolga.
Ambang laut atau drempel adalah punggung laut yang memisahkan dua bagian laut atau dua laut yang dalam. Contohnya, Ambang Laut Sulu, Ambang Laut Sulawesi, Ambang Laut Gibraltar, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 5. Relief dasar laut.

Secara umum dasar laut terdiri atas empat bagian. Pembagian ini dimulai dari bagian daratan menuju ke tengah laut, adalah sebagai berikut:

1.
Landasan Benua (Continental Shelf)
Continental shelf (landasan benua) adalah dasar laut yang berbatasan dengan benua. Di dasar laut ini sering ditemukan juga lembah yang menyerupai sungai. Lembah beberapa sungai yang terdapat di Continental Shelf ini merupakan bukti bahwa dulunya continental shelf meupakan bagian daratan yang kemudian tenggelam.
2.
Lereng Benua (Continental Slope)
Continental slope (lereng benua) biasanya terdapat di pinggir continental shelf. Daerah continental slope bisa mencapai kedalaman 1500 m dengan sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari 5 derajat.
3.
Deep Sea Plain
Deep sea plain meliputi dua pertiga seluruh dasar laut dan terletak pada kedalaman lebih dari 1.500 m, biasanya relief di daerah ini bervariasi, mulai dari yang rata sampai pada puncak vulkanik yang menyembul di atas permukaan laut sebagai pulau yang terisolasi.
4.
The Deeps
The deeps merupakan kebalikan dari deep sea plain. Hanya sebagian kecil dasar lautan sebagai the deeps. The deeps permukaan laut adalah dasar laut dengan ciri adanya palung laut (trog) dan mencapai kedalaman yang besar, misalnya di Samudera Pasifik mencapai kedalaman 75.000 m.

Morfologi Patahan dan Lipatan

TEKTONISME
Pengantar:
Tektonisme atau tenaga tektonik adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi dengan arah vertical / tegak maupun horizontal/ lateral/ mendatar yang mengakibatkan perubahan lokasi atau letak lapisan-lapisan batuan yang membentuk muka bumi.
Tenaga tektonisme ini dikelompokkan atas tektonik patahan (faulting process) dan tektonik lipatan (folded process)
Tenaga tektonik dibedakan atas aktifitas epirogenesis (aktifitas penurunan atau kenaikan benua) dan aktifitas orogenesis (aktifitas pembentukan pegunungan)
1. MORFOLOGI  PATAHAN
Adalah bentukan-bentukan alam di muka bumi sebagai akibat adanya proses pematahan (faulting process) pada lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfera). Proses pematahan lapisan batuan pembentuk litosfera disebut SESAR.
a. GRABEN/ SLENK
Adalah patahan dengan arah vertical, dimana posisi daerah tersebut lebih rendah dari daerah sekitarnya,  dikarenakan patahan/ sesar  yang mengalami penurunan.

b. HORST
Adalah patahan dengan arah vertical, dimana posisi daerah tersebut lebih tinggi dari daerah sekitarnya,  dikarenakan patahan/ sesar yang mengalami kenaikan.

c. FLEKSUUR
Adalah patahan dengan arah vertical, dimana posisi daerah tersebut mengalami penurunan atau kenaikan sebagian saja.

d. DEKSTRAL
Adalah patahan dengan arah horizontal, dimana posisi tanah yang ada di depan kita bergeser kearah kanan.

e. SINISTRAL
Adalah patahan dengan arah horizontal, dimana posisi tanah yang ada di depan kita bergeser kea rah kiri.

2. MORFOLOGI LIPATAN
Terjadi karena adanya tenaga endogen yang arahnya lateral/ horizontal dari dua arah yang berhadapan (saling mendekat), sehingga lapisan-lapisan batuan di daerah tersebut terlipat dan membentuk puncak lipatan (antiklin) dan lembah lipatan (sinklin)

Rencana Pembelajaran III


I.                    Materi Pembelajaran : Geomorfologi
-          Tujuan Pembelajaran
a.       Siswa dapat memahami tentang bentuk muka bumi lautan
b.      Siswa dapat memahami definisi palung laut, lubuk laut, gunung laut, dan punggung laut
c.       Siswa memahami tentang pembagian dasar laut
-          Jam Pertemuan
Pertemuan II : 2jam, tanggal 23 November 2011

Rencana Pembelajaran II


I.                    Materi Pembelajaran : Geomorfologi
-          Tujuan Pembelajaran
a.       Siswa dapat memahami tentang konsep dasar pembentukan muka bumi (Lipatan dan Patahan)
b.      Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis lipatan dan patahan
c.       Siswa dapat memahami tentang akibat lipatan dan patahan
-          Jam Pertemuan
Pertemuan II : 2jam, tanggal 16 November 2011

Rencana Pembelajaran


I.                    Materi Pembelajaran : Geomorfologi
-          Tujuan Pembelajaran
a.       Siswa dapat memahami tentang dasar-dasar geomorfologi
b.      Siswa dapat memahami tentang proses geomorfik
c.       Siswa dapat mengetahui tentang tipe bentang alam
-          Jam Pertemuan
Pertemuan I : 2jam, tanggal 9 November 2011

Jumat, 14 Oktober 2011

GEOMORFOLOGI

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang roman permukaan dan bentang alam muka bumi, termasuk di dalamnya mempelajari tentang proses pembentukannya. Geomorfologi, dari bahasa Yunani dari kata Ge = bumi, morfe = bentuk dan logos = mempelajari. Geomorfologi erat kaitannya dengan struktur geologi, tipe batuan, dan iklim regional/lokal.
Proses Geomorfik
Proses geomorfik merupakan segala perubahan fisika dan kimia yang berakibat pada bervariasinya roman permukaan bumi.
1.Proses eksogenik; proses geomorfik yang disebabkan tenaga dari luar kulit bumi (air, angin, es).
-          Gradasi; proses pembentukan bentang alam secara positif (sedimentasi).
-          Degradasi; proses eksogenik secara negatif (pelapukan, erosi).
2.Proses endogenik; proses geomorfik yang diakibatkan oleh tenaga dari dalam bumi.
-          Diastropisme; proses deformasi yang besar dari dalam bumi.
-          Vulkanisme; proses keluarnya magma dari dalam bumi.
3.Proses ekstraterestrial; proses geomorfik dari angkasa luar.
TIPE BENTANG ALAM

Bentang alam (landform) permukaan bumi menurut Van Zuldam (1979), diklasifikasikan berdasarkan asal terbentuknya atau genesisnya dibagi menjadi :
  1. Bentang alam alluvial
  2. Bentang alam struktural
  3. Bentang alam kars
  4. Bentang alam eolian
  5. Bentang alam laut dan pantai
  6. Bentang alam vulkanik
  7. Bentang alam glacial dan periglasial
1. Bentang Alam Alluvial


Bentang alam alluvial adalah bentang alam yang terbentuk dari proses yang berkaitan dengan air permukaan/aliran sungai (proses fluvial). Sungai itu sendiri dapat dibedakan berdasar keberadaan saluran yang tetap menjadi :
-          Stream; aliran sungai belum memiliki saluran yang tetap (masih dapat berpindah).
-          River; aliran sungai telah memiliki saluran yang permanen.
Sungai dapat diklasifikasikan kembali berdasarkan stadium erosinya menjadi :
-          Sungai muda; bercirikan erosi vertical efektif, relative lurus dan mengalir di atas batuan induk, tidak terjadi sedimentasi, dan penampang berbentuk V.
-          Sungai dewasa; bercirikan erosi lateral efektif dan relatif kecil, terdapatnya cabang-cabang sungai dan penampang berbentuk U.
-          Sungai tua; bercirikan erosi lateral sangat efektif dengan aliran berliku-liku (meander), anak sungai relatif lebih banyak dibandingka dengan sungai dewasa.
Proses Fluvial
Proses fluvial adalah suatu proses baik kimia maupun fisika yang menyebabkan perubahan bentang alam/bentuk permukaan bumi karena pengaruh air permukaan. Proses fluvial dapat diklasifikasikan menjadi :
-          Erosi; proses terkikisnya batuan (abrasi, korosi, coring, scouring)
-          Transportasi; proses terangkutnya material-material hasil erosi.
-          Sedimentasi; proses terendapnya material hasil erosi yang telah mengalami proses transportasi.
Proses transportasi dan sedimentasi sangat dipengaruhi oleh faktor kekentalan, kepekatan dan kecepatan aliran sungai.
2. Bentang Alam Eolian


Bentang alam eolian adalah bentang alam yang terbentuk sebagai pengaruh dari angin. Dalam hal ini, bentang alam eolian akan lebih terlihat di daerah gurun (gurun pasir) karena sedikitnya faktor penghalang dan ketiadaan faktor pengikat oleh material-material bebas.
Di daerah ini, proses pembentukan yang terjadi pada umumnya meliputi proses pengikisan oleh angin dan proses sedimentasi. Proses sedimentasi (pengendapan) oleh angin ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Dune; merupakan bukit yang terbentuk sebagai hasil dari timbunan pasir oleh hembusan angin. Dune akan sangat dipengaruhi oleh kuatnya hembusan dan kecepatan angin, bentuk dari permukaan dan adanya rintangan.
Dune memiliki berbagai macam tipe, yaitu :
-          Star dune; dune dengan banyak punggung bukit pasir ridge yang bertemu pada satu titik.
-          Transverse dune; dune yang terbentuk di sepanjang jejak angin.
-          Barchan; bukit pasir lengkung bertanduk.
2. Loess; merupakan daerah yang luas yang tertutup oleh material-material halus.
3. Bentang Alam Vulkanik


Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang terbentuk sebagai akibat dari proses atau kegiatan vulkanisme/gunung berapi. Vulkanisme dibagi dalam menjadi tiga macam :
-          Vulkanisme letusan; vulkanisme pada magma yang bersifat basa dan kental. Memiliki karakteristik letusan yang kuat dan umumnya menghasilkan material piroklastik serta membentuk gunung api terjal.
-          Vulkanisme lelehan; vulkanisme pada magma asam dan bersifat encer, dimana vulkanisme ini memiliki letusan yang lemah. Vulkanisme jenis ini akan membentuk gunung api jenis perisai.
-          Vulkanisme campuran; vulkanisme pada magma intermediate, umumnya membentuk gunung api strato.
Gunung api dapat dibedakan berdasarkan tipe erupsinya menjadi :
-          Tipe Hawaii (perisai); tipe gunung ini memiliki tipe vulkanisme lelehan dengan bentuk kubah yang relatif landai, umumnya tedapat kaldera.
-          Tipe Krakatau; memiliki tipe vulkanisme lelehan dan letusan.
-          Tipe Pelee; memiliki tipe vulkanisme letusan dengan bentuk bentang gunung kerucut.


Berdasarkan penampakan morfologi, bentang alam gunung api diklasifikasikan menjadi :
-          Depresi vulkanik; umumnya berupa bentang alam cekungan. Depresi vulkanik dapat berupa danau vulkanik, kawah, dan kaldera.
-          Kubah vulkanik; bentang alam yang memiliki bentuk cembung ke atas, berupa Parasite cone, Cinder cone.
-          Vulkanik semu; bentang alam yang mirip gunung api, bahkan dapat terbentuk karena proses vulkanisme yang berdekatan.
-          Dataran vulkanik; dicirikan dengan puncak vulkanik yang datar dan memiliki perbedaan/variasi perbedaan ketinggian yang tidak terlalu mencolok. Dataran vulkanik berupa dataran rendah basal, plato basal, dan dataran plato basal.